Masterplan Universitas Udayana Dibahas dalam FGD

DENPASAR - Fakultas Teknik Universitas Udayana menggelar focus group discussion (FGD) membahas tentang Review Masterplan Universitas Udayana 2016-2026. FGD ini dihadiri pakar, akademisi dan unsur lainnya.

Bertempat di Ruang Rama Sintha, Inna Grand Bali Beach Sanur, FGD dibuka oleh Wakil Rektor Bidang Akademik Universitas Udayana Prof I Nyoman Gede Antara dengan menghadirkan dua narasumber professional yaitu Ir. I Wayan Gomudha dan Popo Danes (Rabu, 5 Mei 2021).


Dekan Fakultas Teknik Prof. Ngakan Putu Gede Suardana mengatakan, FGD ini digelar untuk membangun dan memperbaiki kondisi kampus agar menjadi lebih baik. Review masterplan kali ini dibutuhkan untuk menciptakan Universitas Udayana yang kompak, terstuktur, dan nyaman bagi pelajar.


Prof. I Nyoman Gede Antara menambahkan, masterplan ini dibutuhkan sebagai rencana kerja di awal Tahun 2022. Diharapkan masterplan dapat memperbaiki penataan kampus, akan tetapi tidak bersinggungan dengan masyarakat sekitar. Prof. I Nyoman Gede Antara berpendapat bahwa, penataan dan pengembangan yang dilakukan harus dapat sejalan dan berdampingan dengan masyarakat sekitar. Sehingga ekoistem di dalam kampus tetap terjaga.

Ir. I Wayan Gomudha dalam pembahasannya menyampaikan bahwa permasalahan utama dalam Masterplan Universitas Udayana adalah keadaan kampus yang terpisah. Fakultas Teknik, Fakultas Pertanian, dan Fakultas Peternakan berada dalam cluster tersendiri. Akan sangat sulit untuk menjadikan Universitas Udayana yang kompak dan terpadu. Ir. I Wayan Gomudha juga menambahkan masalah pembebasan lahan saat ini belum tuntas sepenuhnya. Banyak bangunan dan lahan pribadi yang berada disekitaran kampus.

Jalan umum yang saat ini membelah dan melalui Universitas Udayana telah merusak kenyamanan belajar mengajar dikampus dan melenceng dari masterplan yang dahulu pernah dibuat. Perlu segera dilakukan penataan ulang sebagai acuan pembangunan ke depan.


Popo Danes menyampaikan bahwa pembuatan masterplan harus memikirkan aspek-aspek lain diluar kepentingan kampus. Sehingga Universitas Udayana juga dapat bermanfaat bagi masyarakat sekitar. Dilihat dari prospek, Universitas Udayana seharusnya menjadi kampus favorit. Karena berada di kawasan yang notabene didatangi oleh orang-orang dari seluruh dunia. Namun hal ini harus dibarengi dengan fasilitas yang memadai.

Ir. I Wayan Gomudha dan Popo Danes memberikan beberapa solusi terkait permasalahan-permasalahan dalam menciptakan masterplan kampus yang ideal. Ir. I Wayan Gomudha menawarkan cara tukar guling setara atau lebih besar terkait masalah kepemilikan bangunan dan lahan pribadi di sekitar kampus. Popo Danes sendiri menawarkan tiga solusi alternative yaitu penggunaan bus listrik untuk mejamin keamanan mahasiswa saat pergi kuliah, sejalan dengan konsep green building yang diterapkan. Kedua, memindahkan kampus ke lokasi baru, ini akan menghemat anggaran pembangunan dan memudahkan perancangan dalam menciptakan kampus ideal. Ketiga, melanjutkan pembangunan saat ini, dengan kebutuhan biaya yang akan sangat tinggi.


Suasana dalam FGD menjadi sedikit tegang saat Prof. I Nyoman Gede Antara mengatakan kepada kedua pakar untuk membuat masterplan yang lebih realistis. Di satu sisi kedua pakar menawarkan masterplan kampus ideal jangka panjang dengan segala penyelesaian permasalahan dan menjadikan Universitas Udayana yang terpadu, di sisi lain Prof. I Nyoman Gede Antara menginginkan masterplan ini agar melanjutkan pembangunan yang sudah ada dan bisa langsung dikerjakan mulai awal Tahun 2022.


Di akhir FGD Prof. I Nyoman Gede Antara mempersilahkan kedua pakar untuk berimprovisasi sebaik mungkin dalam membuat Masterplan Universitas Udayana, namun juga dimintakan masterplan pengerjaan prioritas sebagai pembangunan awal di Tahun 2022.