Kunjungan Kerja Tim Pansus DPRD Provinsi Kaltim Terkait Pengelolaan Energi Terbarukan di Fakultas Teknik
Tim Pansus Ketenagalistrikan DPRD Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) pada 13 April 2022 melakukan kunjungan kerja ke Fakultas Teknik Universitas Udayana. Kunjungan kerja tersebut bertujuan untuk mengetahui tingkat pengembangan EBT (Energi Baru Terbarukan) di Provinsi Bali, khususnya di Fakultas Teknik Universitas Udayana. Provinsi Kaltim berencana untuk menjadi biro proyek pengembangan EBT, dimana ini merupakan pertama kalinya tim pansus yang ada di Indonesia akan melaksanakan proses pembenahan ketenagalistrikan, khususnya bidang Blue Power Technology (BPT), dengan memperhatikan berbagai potensi sumber EBT yang tersedia di daerah Kaltim.
Provinsi Bali merupakan daerah yang
jangkauan dan aksebilitas terkait ketenagalistrikan, termasuk penggunaan EBT,
tergolong cukup baik dibandingkan dengan Provinsi Kaltim. Hal ini menjadi salah
satu alasan dari tim pansus untuk berkunjung ke Provinsi Bali, khususnya
Universitas Udayana, yang telah mengembangkan Energi Terbarukan dalam lingkup
instansi. Selain itu, dosen dari Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik,
Universitas Udayana telah melakukan pengembangan terkait EBT ke berbagai daerah
di Bali, khususnya penggunaan EBT untuk bangunan pemerintahan.

Kunjungan kerja yang dilakukan oleh
Tim Pansus DPRD Provinsi Kaltim diawali dengan penerimaan di Ruang Rapat II Lt.
3 Gedung Dekanat, Fakultas Teknik, Universitas Udayana. Sambutan hangat
diberikan oleh Dekan Fakultas Teknik beserta jajarannya sebagai tuan rumah
dalam pertemuan tersebut. Setelah pembukaan yang diberikan oleh Dekan Fakultas
Teknik, acara dilanjutkan dilanjutkan dengan pembahasan terkait permasalahan di
bidang ketenagalistrikan yang dilakukan bersama perwakilan dosen dari Program
Studi Teknik Elektro. Dalam kegiatan pembahasan yang diikuti oleh Tim Pansus
Ketenagalistrikan DPRD Provinsi Kaltim dan perwakilan dosen dari Program Studi
Teknik Elektro sempat disinggung mengenai keterbelakangan pasokan listrik yang
diterima di desa – desa yang ada di wilayah Kaltim. Terdapat ratusan desa yang
masih belum memperoleh pasokan listrik selama satu hari penuh. Masyarakat di
wilayah tersebut hanya mendapatkan pasokan listrik selama malam hari saja dan
bahkan terdapat desa yang mendapatkan pasokan listrik selama enam jam saja.
Ketua Tim Pansus, Sapto Setyo Pramono menyebutkan bahwa hal ini mendapat perhatian khusus dari Pemerintahan Provinsi Kaltim. Berbagai upaya akan dilakukan untuk dapat meningkatkan pasokan listrik ke desa – desa tersebut sehingga tersedia pasokan listrik secara merata untuk jangka panjang. Saat ini, PLN sendiri kurang memperhatikan desa – desa terpencil tersebut, dimana PLN fokus pada pemenuhan pasokan listrik secara penuh pada desa – desa yang memiliki akses mudah dan sudah memiliki jalan raya. Sehingga diharapkan pengembangan sumber energi terbarukan secepat mungkin bisa dibangun di daerah terpencil tersebut guna membantu masyarakat dalam mendapatkan pasokan listrik yang memadai.
Lebih lanjut, pada kegiatan
pembahasan terkait energi terbarukan yang ada di Bali, khususnya yang
dikembangkan oleh Universitas Udayana, Tim Pansus DPRD Provinsi Kaltim juga
melihat langsung pembangkit listrik energi terbarukan surya dan bayu yang
terletak di rooftop Gedung DH Program
Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Udayana. Pada saat dilakukan
peninjauan langsung tersebut, Tim Pansus DPRD Provinsi Kaltim dan perwakilan
dosen Program Studi Teknik Elektro membahas terkait daya yang dihasilkan oleh
pembangkit listrik energi terbarukan surya dan bayu yang dikembangkan oleh
Program Studi Teknik Elektro dan hak guna yang dimiliki. Dalam kujungan
tersebut, dibahas juga penemuan alat-alat pengukur yang dapat mendeteksi
besaran dari masing-masing turbin. Penemuan ciptaan mahasiswa itu dianggap
perlu untuk dipatenkan agar tidak dianggap remeh dan dapat digunakan untuk
jangka panjang. Hal ini juga bisa dimanfaatkan nantinya untuk pengembangan di
dunia energi terbarukan, dimana Indonesia sendiri masih sangat minim melirik
EBT ini dan masih mengandalkan sumber daya fosil untuk memasok energi listrik
kepada masyarakat.




UNIVERSITAS UDAYANA